Oleh Hasmiah Herawati,M. Pd. Dosen Tadris IPS Manusia dilahirkan dalam kondisi tidak berdaya, membutuhkan bantuan orang lain dalam ruang...
Manusia dilahirkan dalam kondisi tidak berdaya, membutuhkan bantuan orang lain dalam ruang terkecil (ibu dan ayah) untuk membantu tumbuh kembangnya. Orang tualah yang memberikan pemahaman edukasi pertama tentang bagaimana berinteraksi dengan lingkungan dan membantu mengembangkan potensi bawaan sejak lahir. Pada fase berikutnya tumbuh kembang anak memerlukan bantuan dari lingkungan eksternal untuk lebih mengasah dan menggali bakat/potensi. Teori konvergensi yang dikembangkan pakar pendidikan Jerman, William Stern tentang perkembangan manusia dan hasil pendidikan, mengatakan bahwa anak dilahirkan dengan pembawaan baik dan buruk, sehingga memerlukan pendidikan sebagai penolong pada lingkungan anak untuk mengembangkan pembawaan yang baik dan mencegah berkembangnya pembawaan yang buruk
Hal ini menandakan bahwa pendidikan merupakan serangkaian komunikasi dengan lingkungan yang terjalin untuk membantu anak mengembangkan potensi (fisik, emosi, sosial, sikap,moral, pengetahuan dan keterampilan) semaksimal mungkin agar menjadi manusia dewasa yang bertanggung jawab. Dibutuhkan kerjasama dari seluruh elemen untuk mewujudkan pendidikan yang berkeadilan karena pada dasarnya pendidikan hadir sebagai upaya untuk memperbaiki kualitas sosial hidup suatu bangsa
Dalam UU No 20 tahun 2003 tentang pendidikan nasional menjelaskan arti pendidikan sebagai suatu usaha sadar dan terencana dalam mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta kebutuhan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Kemudian juga termaktub dalam pembukaan UUD 1945 sebagai salah satu tujuan pembangunan nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan merupakan hak dan kewajiban seluruh komponen bangsa dengan harapan pendidikan bukan hanya menjadi pengawet budaya dari generasi ke generasi namun juga dapat mengubah dan mengembangkan pengetahuan yang menghasilkan sumber daya manusia yang maju dan mandiri serta berakhlak mulia.
Era Transformasi Pendidikan 4.0
Secara holistik dengan pergerakan yang signifikan perubahan terus terjadi dari waktu ke waktu pada tingkah laku manusia dan aspek pendukung sesuai zamannya.. Perubahan zaman turut mengubah wajah pendidikan dan perkembangan sistem pendidikan di Indonesia. Era revolusi 4.0 dengan platform digitalisasi (cyber sistem) mampu menghubungkan person to person secara terbuka dan mengubah konsep pekerjaan, struktur pekerjaan serta kompetensi kerja yang dibutuhkan sehingga pendidikan memiliki kontribusi cukup besar dalam mempersiapkan sumber daya profesional yang lebih baik dari era sebelumnya. Pendidikan bukan hanya menyampaikan tentang keterampilan yang telah dikenal selama ini oleh guru tetapi harus dapat meramalkan berbagai jenis keterampilan dan kemahiran akan datang sekaligus menciptakan cara yang cepat dan tepat supaya dapat diserap dan dikuasai oleh anak.
Dewasa ini informasi akibat kemajuan tekhnologi yang aksessible memaksa guru untuk mengikuti disrupsi yang cukup besar. Tantangan yang dihadapi oleh guru jauh lebih kompleks sehingga membutuhkan kompetensi dan kreativitas yang tinggi. Peran guru bukan lagi satu-satunya tokoh sentral dalam transformasi ilmu. Dalam menghadapi perubahan tersebut guru di masa lalu menggunakan pendekatan teacher centre approach, dewasa ini berubah menjadi student centre approach dengan pendekatan scientific dan kecakapan abad 21 (4 C’s). Fungsi guru berubah menjadi fasilitator dan motivator dalam belajar, anak diberikan kesempatan untuk mengeksplorasi dan mengelaborasi kemampuan berdasarkan pengalaman belajarnya pada aspek afektif, kognitif dan psikomotorik. Seluruh aspek menjadi penekanan dalam pembelajaran karena pendidikan yang hanya sarat akan pengetahuan dan mengenyampingkan sikap dan keterampian akan berdampak pada ketidakmampuan anak dalam berkompetisi di era digital yang menggunakan mesin sebagai penopang pekerjaan.
Kualifikasi dan kompetensi guru yang berkualitas (HOT’s) menjadi penopang dalam mewujudkan tujuan pendidikan di era revolusi 4.0. Hal ini menjadi dasar karena pendidikan di era revolusi 4.0 setidaknya mempersiapkan anak untuk bisa menyelesaikan masalah yang masalahnya belum ada, mempersiapkan kreativitas anak untuk bisa bekerja dan menciptakan pekerjaan baru yang belum ada, serta mempersiapkan anak untuk menggunakan tekhnologi dan mengembangkan tekhnologi. Abad 21 membutuhkan sumber daya berkualitas dalam menciptakan berbagai terobosan dalam berpikir, penyusunan konsep serta action. Tentunya sumber daya yang berkualitas hanya dapat dihasilkan oleh lembaga-lembaga pendidikan yang dikelola secara professional.
Wajah Pendidikan Indonesia di Masa Pandemi covid-19
Bekerja dari rumah, beribadah dari rumah dan belajar dari rumah merupakan kalimat yang tidak asing lagi terdengar di masa Pandemi. Kondisi ini mengharuskan semua bidang termasuk bidang pendidikan untuk menerapkan hal tersebut demi memutus mata rantai penyebaran covid-19. Seluruh anak-anak Indonesia yang berstatus pelajar mulai dari perkotaan hingga ke pelosok desa terkena imbas learn from home. Dengan berbagai keterbatasan, platform digital dianggap sebagai salah satu jalan keluar untuk membantu proses tersebut. Proses pembelajaran yang umumnya dilakukan secara face to face di dalam kelas berubah menjadi pembelajaran jarak jauh. Akselarasi transformasi tatap muka ke pembelajaran jarak jauh membuat guru ikut bertransformasi menggali kreativitasnya untuk memahami sistematika digitalisasi dalam menyampaikan materi ajar menggunakan berbagai media pendidikan yang tersedia seperti google classroom, ruang guru, edmodo agar proses belajar mengajar tetap dapat berlangsung. Tentunya ini menjadi catatan tersendiri jika kondisi pandemi telah berakhir akan lebih banyak guru-guru yang memiliki kemampuan dan kreativitas baru dalam mengelola kelas karena telah memahami bahwa era transformasi pendidikan digital memang sesuatu yang pasti terjadi. Kondisi pandemi mengajarkan banyak hal termasuk mempersiapkan segala kemungkinan yang akan terjadi sehingga inovasi dalam bidang pendidikan menjadi sesuatu yang masif dan continue untuk dilakukan oleh seluruh komponen pendidikan.
“Pendidikan di depan mengayomi”
“Pendidikan di tengah memberi motivasi”
“Pendidikan di belakang memberi dorongan moral”
“Dirgahayu Pendidikan Nasional Indonesia (Hardiknas 2 Mei 2020)”
Lihat juga di pijarnews.com
Tidak ada komentar